Kebahagiaan (bagian II)

Manusia selalu berusaha untuk memperoleh kebahagiaan. Berbagai upaya mereka lakukan. Namun, hasilnya tidak selalu positif. Tidak jarang mereka malah memperoleh penderitaan. Lalu apa wujud kebahagiaan itu. Kebahagiaan termasuk wilayah batin. Ia  bisa dirasakan siapa saja. Ia tidak selalu berbanding lurus dengan kekayaan. Maka pembangunan infrastruktur dan penguatan ekonomi digital tidak menjamin kebahagiaan masyarakat. Ia perlu diikuti dengan penghayatan tentang spiritualitas. Namun, spiritualitas merupakan akibat, bukan sebab. Ini menegaskan, penyebab spiritualitas yang harus dicari dan diamalkan. Satu yang penting adalah  jiwa yang mandiri. Orang berjiwa mandiri tak akan pernah menggantungkan nasibnya pada orang lain atau sesuatu. Dia hanya bergantung kepada Allah. Soalnya dia tahu persis, semua yang ada di dunia ini kepunyaan Allah. Mengenai ini Allah berfirman: Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di laut dan apa yang ada di bumi (QS. Al Baqarah: 284). Dari sini lahirlah spiritualitas yang mengisyaratkan: manusia lah yang menjadi sumber dan pencipta kebahagiaan (bersambung).

(08/12/2022)

Author: Ana Nadhya Abrar

Gagal menjadi jurnalis profesional, tapi berhasil meraih jabatan profesor jurnalisme. Itulah peruntungan hidup Prof. Ana Nadhya Abrar, M.E.S., Ph.D. yang dikukuhkan sebagai guru besar Jurnalisme di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 10 Maret 2022. Di samping mengajar jurnalisme, dia juga rajin menulis. Selain ratusan artikel dan kolom untuk media massa, dia juga telah menulis dan menyunting puluhan buku. Penulisan biografi adalah spesialisasinya sebagaimana tergambar dari pidato pengukuhannya sebagai guru besar dengan judul “Menarik Garis Batas Jurnalisme dalam Penulisan Biografi”. -Hasril Caniago

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *