Membaca remaja sekarang, terkesan mereka hidup pragmatis. Mereka ingin meraih kesuksesan dengan cepat. Namun, mereka mudah tertekan. Tidak jarang mereka ditelikung depresi kalau obsesinya tidak tercapai. Mengapa? Konon mereka dibentuk oleh sekolah yang seolah pabrik untuk menghasilkan manusia sukses secara instan. Media pun berkontribusi terhadap keadaan ini. Maka remaja harus segera disadarkan mereka adalah makhluk budaya. Otomatis mereka perlu mengadopsi kebudayaan adalah proses belajar. Perwujduannya melalui penggunaan akal budinya. Mereka memproses dirinya menggunakan pengetahuan yang berjenjang secara optimal. Kecuali itu, orang tua dan guru harus demokratis terhadap remaja. Menyantuni kecerdasan mereka. Membuang jauh-jauh sikap otoriter terhadap mereka. Menggantinya dengan usaha melengkapi kekurangan mereka. Allah berfirman: Pimpinlah kami ke jalan yang lurus (QS. Al Fatihah: 6). Melengkapi kekurangannya, remaja perlu juga mengamalkan petuah Ibnu ‘Athaillah berikut: Sadarilah akan sifat-sifat kekuranganmu, niscaya Allah akan membantumu dengan kesempurnaan sifat-sifat-Nya. Akuilah kehinaan dirimu di hadapan Allah niscaya Allah akan membantumu dengan kemuliaan-Nya. Akuilah semua ketidakberdayaanmu, niscaya Allah akan membantumu dengan kekuasaan-Nya (bersambung).
(29/11/2022)