Waktu (bagian III)

Tambang batu bara ilegal di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, meninggalkan kerusakan alam yang tak terkira. Penanaman kelapa sawit di Papua Barat juga menghancurkan hutan di sana. Orang Asli Papua di sekitar hutan itu seperti tercerabut dari akarnya. Namun, pengrusakan alam itu belum berhenti. Perusak yang bersembunyi di balik nama perusahaan pertambangan dan konsesi hutan dengan sigapnya mencari korban baru. Lalu kapan mereka berhenti merusak alam? Mungkin kita tak berdaya mencegahnya. Bukankah mereka bekerja sama dengan pihak keamanan dan menyuap penguasa? Namun, Allah tidak akan membiarkannya merusak alam terus-menerus. Simaklah firman-Nya: Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsung pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan (QS. Yunus: 81). Berarti akan ada waktu untuk menghentikannya. Akan ada pula waktu untuk merestorasinya. Marilah kita bersabar menunggu waktu itu sembari mencari orang kuat yang akan diusulkan kepada partai politik menjadi pemimpin nasional. Untuk apa? Agar memimpin Indonesia berpihak kepada rakyat. Bukan pada oligarki (habis).

(25/11/2022)

Author: Ana Nadhya Abrar

Gagal menjadi jurnalis profesional, tapi berhasil meraih jabatan profesor jurnalisme. Itulah peruntungan hidup Prof. Ana Nadhya Abrar, M.E.S., Ph.D. yang dikukuhkan sebagai guru besar Jurnalisme di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 10 Maret 2022. Di samping mengajar jurnalisme, dia juga rajin menulis. Selain ratusan artikel dan kolom untuk media massa, dia juga telah menulis dan menyunting puluhan buku. Penulisan biografi adalah spesialisasinya sebagaimana tergambar dari pidato pengukuhannya sebagai guru besar dengan judul “Menarik Garis Batas Jurnalisme dalam Penulisan Biografi”. -Hasril Caniago

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *