Warisan (bagian II)

Apakah Megawati mewarisi kemampuan Bung Karno mengarahkan masyarakat ke orientasi kemerdekaan? Entahlah. Yang jelas Megawati dan Bung Karno pernah menjadi Presiden Indonesia. Apakah Buya Hamka mewarisi kemampuan ayahnya, Syekh Abdul Karim Amarullah, dalam berdakwah? Entahlah. Yang jelas keduanya pernah menerima doktor kehormatan dari Universitas Al-Azhar, Kairo. Apakah kita pewaris Ayah kita? Entahlah! Yang jelas kita wajib mengasihi orang tua kita, sebagaimana firman Allah: Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” (QS. Al Isra: 24). Mengasihi orang tua berarti peduli pada kepentingan, cita-cita dan obsesinya. Kita wujudkan kerinduannya yang belum terpuaskan. Kita badalkan hajinya kalau dia belum sempat berhaji sebelum wafat. Maka wajar saja kalau Megawati ingin nama Bung Karno dibersihkan dari segala fitnah dan tuduhan bekerja sama dengan PKI. Persoalannya, apakah bukti kerasnya memang tidak ada. Kesahihan sebuah kebenaran tak bisa hanya datang dari manusia, tetapi dari realitas itu sendiri (bersambung).

(18/11/2022).

Author: Ana Nadhya Abrar

Gagal menjadi jurnalis profesional, tapi berhasil meraih jabatan profesor jurnalisme. Itulah peruntungan hidup Prof. Ana Nadhya Abrar, M.E.S., Ph.D. yang dikukuhkan sebagai guru besar Jurnalisme di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 10 Maret 2022. Di samping mengajar jurnalisme, dia juga rajin menulis. Selain ratusan artikel dan kolom untuk media massa, dia juga telah menulis dan menyunting puluhan buku. Penulisan biografi adalah spesialisasinya sebagaimana tergambar dari pidato pengukuhannya sebagai guru besar dengan judul “Menarik Garis Batas Jurnalisme dalam Penulisan Biografi”. -Hasril Caniago

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *