Buku ini bertolak dari catatan Musfiroh, adik Lukman Hakim (Lukman), tentang ide, gagasan, dan renungan Moh. Saad (Pak Saad) yg terungkap menjelang kematiannya. Saat itu Pak Saad buta. Dia melewati hari-hari terakhirnya di kamar tidurnya. Namun, idenya mengalir baik air bah. Musfiroh mendokumentasikan semua ide tersebut. Lukman menyunting kumpulan ide dan gagasan itu menjadi sebuah buku. Suatu kerja sama yang baik antara Musfiroh dan Lukman demi berbuat baik kepada almarhum Pak Saad. Berbuat baik kepada orang tua, sekalipun sudah meninggal, memang perlu. Allah berfirman: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada orangtuamu, hanya kepada-Ku tempat kembalimu (QS. Luqman: 14). Apakah Musfiroh dan Lukman penerus Pak Saad? Entahlah! Yang jelas mereka melihat nilai-nilai luhur yang terkandung dalam buku ini. Mereka berpikir, nilai-nilai itu penting juga diwarisi kepada pembaca. Maka buku ini menjadi warisan Pak Saad buat pembacanya (bersambung).
(17/11/2022).