Keteraturan sering kali dituduh sebagai sumber kejenuhan. Namun, keteraturan itu tidak berlaku begitu saja. Ia merupakan jalan yang disiapkan untuk kelancaran sebuah profesi. Ia sudah dirumuskan dan dibiasakan dalam waktu yang relatif lama. Lihatlah, dalam lingkungan masyarakat ilmiah berlaku nilai-nilai yang berdasarkan nalar. Peneliti mencari kebenaran menggunakan hukum-hukum obyektif. Dalam lingkungan pengusaha, kepercayaan menjadi sangat penting. Seorang pengusaha tidak akan berbisnis dengan orang yang tidak bisa dipercaya. Dalam lingkungan wartawan, realitas di lapangan menjadi bahan dasar penulisan berita. Bertolak dari realitas itulah kemudian wartawan mencari narasumber untuk konfirmasi realitas. Maka kita harus realistis menghadapi keteraturan itu. Allah mengakui aturan-aturan itu, sebagaimana firman-Nya: Demi langit yang mempunyai jalan-jalan (QS. Az Zariyat: 7). Jalan-jalan itu harus ditempuh demi mencapai tujuan. Kalau kejenuhan itu muncul saat mengikuti aturan itu, misalnya karena kita tertekan, ada yang salah pada sikap kita. Kita perlu mengoreksi sikap: aturan itu konsekuensi. Konsekuensi setelah menjalankan sebuah profesi. Bukan imbalan karena memilih profesi itu (habis).
(13/11/2022).