Bjorka

Tak cukup hanya medsos yang memberitakan Bjorka, pembocor data pribadi. Majalah Tempo edisi 12 September 2022 menjadikan  Bjorka sebagai laporan utama. Syahganda Nainggolan bahkan melansir tulisan “Bjorka dan Revolusi”. Di akhir tulisannya itu, Syahganda berharap Bjorka berada di pihak rakyat kalau terjadi revolusi di Indonesia. Lalu siapa Bjorka? Konon dia orang Polandia. Apa motifnya? Konon ingin mendorong keterbukaan.  Lepas dari perdebatan siapa Bjorka, dia telah membuka kotak rahasia pemerintah.  Dia sudah menunjukkan, betapa rentannya penyimpanan data pribadi oleh pemerintah. Dia menyadarkan kita, ada yang tidak beres dengan keamanan data pribadi. Maka menjadi menarik mengikuti kelanjutan serangan Bjorka. Apakah “keterbukaan” yang diciptakannya hanya hangat-hangat tahi ayam? Apakah akan layu sebelum menguntum? Terbuka itu baik. Namun, sebaiknya dilakukan secara adil. Tentang ini Allah berfirman: Dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil (QS. Al Hujurat: 9).

Author: Ana Nadhya Abrar

Gagal menjadi jurnalis profesional, tapi berhasil meraih jabatan profesor jurnalisme. Itulah peruntungan hidup Prof. Ana Nadhya Abrar, M.E.S., Ph.D. yang dikukuhkan sebagai guru besar Jurnalisme di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 10 Maret 2022. Di samping mengajar jurnalisme, dia juga rajin menulis. Selain ratusan artikel dan kolom untuk media massa, dia juga telah menulis dan menyunting puluhan buku. Penulisan biografi adalah spesialisasinya sebagaimana tergambar dari pidato pengukuhannya sebagai guru besar dengan judul “Menarik Garis Batas Jurnalisme dalam Penulisan Biografi”. -Hasril Caniago

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *