Tanpa terbendung harga-harga makanan dan barang merangkak naik menyusul kenaikan harga BBM bersubsidi. Tibalah saatnya bagi kita untuk mengevaluasi strategi pengeluaran. Dari evaluasi itu, agaknya strategi yang perlu dipertimbangkan adalah berhemat. Berhemat bukan berarti pelit, bukan pula selalu hitung-hitungan mencari yang termurah. Namun, untuk memenuhi kebutuhan dan menghadapi kemungkinan terburuk di masa depan. Bagaimana caranya? Kita yakin betul terhadap rupiah yang kita belanjakan itu memang perlu. Maka diperlukan pencatatan pengeluaran. Dari catatan ini, kita bisa berimajinasi tentang cara belanja yang lebih cerdas. Misalnya: mengurangi belanja di convenience store dan mall, tidak malu membeli barang secondhand dan tidak makan di restoran. Kendati begitu, berbisnis dengan Allah perlu terus dilakukan. Yaitu bisnis yang sesuai dengan firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kita Allah (Al Qur’an) dan melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan , mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi (QS. Fatir: 29).