Berhemat

Tanpa terbendung harga-harga makanan dan barang merangkak naik menyusul kenaikan harga BBM bersubsidi. Tibalah saatnya bagi kita untuk mengevaluasi strategi pengeluaran. Dari evaluasi itu, agaknya strategi yang perlu dipertimbangkan adalah berhemat. Berhemat bukan berarti pelit, bukan pula selalu hitung-hitungan mencari yang termurah. Namun, untuk memenuhi kebutuhan dan menghadapi kemungkinan terburuk di masa depan. Bagaimana caranya? Kita yakin betul terhadap rupiah yang kita belanjakan itu memang perlu. Maka diperlukan pencatatan pengeluaran. Dari catatan ini, kita bisa berimajinasi tentang cara belanja yang lebih cerdas. Misalnya:  mengurangi belanja di convenience store dan mall, tidak malu membeli barang secondhand dan tidak makan di restoran. Kendati begitu, berbisnis dengan Allah perlu terus dilakukan. Yaitu bisnis yang sesuai dengan firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kita Allah (Al Qur’an) dan melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan , mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi (QS. Fatir: 29).

Author: Ana Nadhya Abrar

Gagal menjadi jurnalis profesional, tapi berhasil meraih jabatan profesor jurnalisme. Itulah peruntungan hidup Prof. Ana Nadhya Abrar, M.E.S., Ph.D. yang dikukuhkan sebagai guru besar Jurnalisme di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 10 Maret 2022. Di samping mengajar jurnalisme, dia juga rajin menulis. Selain ratusan artikel dan kolom untuk media massa, dia juga telah menulis dan menyunting puluhan buku. Penulisan biografi adalah spesialisasinya sebagaimana tergambar dari pidato pengukuhannya sebagai guru besar dengan judul “Menarik Garis Batas Jurnalisme dalam Penulisan Biografi”. -Hasril Caniago

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *