Prestasi

Tiada yang tahu perasaan seorang anak kecil mendengar pertanyaan: juara berapa waktu naik kelas kemarin? Dia tidak pernah membayangkan akan mendapat pertanyaan ini. Namun, dia menjawab juga: juara lima. Setelah itu, dia berpikir, mengapa orang lain peduli pada dirinya? Agaknya makna terpenting pertanyaan itu adalah  mendorong sang anak agar berprestasi. Soalnya, prestasi yang luar biasa bisa menjadi kunci kekayaan. Lalu, dari mana datangnya prestasi? Jawabannya tegas: gairah. Gairah yang memerintahkan kita bekerja. Gairah juga yang medorong kita berani mengambil risiko. Maka pertanyaannya lantas: bagaimana menemukan gairah itu? Dari cinta. Cinta pada profesi atau pekerjaan bisa menimbulkan gairah. Namun, mencintai pekerjaan tidak langsung membuat hidupnya jadi tenang. Ada satu unsur lagi yang menjamin hidup jadi tenang. Menjadikan Allah sebagai tujuan hidup, sebagaimana firman-Nya: Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah (QS. Al-An’am: 163).

(24/09/2022)

Author: Ana Nadhya Abrar

Gagal menjadi jurnalis profesional, tapi berhasil meraih jabatan profesor jurnalisme. Itulah peruntungan hidup Prof. Ana Nadhya Abrar, M.E.S., Ph.D. yang dikukuhkan sebagai guru besar Jurnalisme di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 10 Maret 2022. Di samping mengajar jurnalisme, dia juga rajin menulis. Selain ratusan artikel dan kolom untuk media massa, dia juga telah menulis dan menyunting puluhan buku. Penulisan biografi adalah spesialisasinya sebagaimana tergambar dari pidato pengukuhannya sebagai guru besar dengan judul “Menarik Garis Batas Jurnalisme dalam Penulisan Biografi”. -Hasril Caniago

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *