Rumah

Kita hanya bisa tidur kalau mata sudah mengantuk. Tempatnya tidak jadi soal. Di ruang kerja di kantor pun bisa tidur. Tidak perlu rumah mewah. Kalau mata belum mengantuk, di istana pun kita tak bisa tidur. Persoalannya, rumah bukan hanya tempat untuk tidur. Ia bisa pula mendatangkan kenyamanan, kehangatan, dan kebahagiaan. Ia bisa juga menjadi tempat memanjakan diri sendiri. Ia, bahkan, bisa menjadi tempat berkumpul, bercengkerama dan berkeluh-kesah seluruh anggota keluarga. Maka tidak mudah membangun dan mencari sebuah rumah yang ideal untuk ditempati. Salah satu ciri rumah yang ideal adalah rumah yang berkah. Untuk memperoleh keberkahan itu, Allah menyuruh kita berdoa: Dan Berdoalah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberkati (QS. Al Mukminun: 29). Kecuali itu, Rasulullah saw pernah bersabda: Janganlah kalian menjadikan rumah -rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan menjauh dari rumah yang dibacakan surah Al Baqarah (HR. Muslim).

(13/09/2022)

Author: Ana Nadhya Abrar

Gagal menjadi jurnalis profesional, tapi berhasil meraih jabatan profesor jurnalisme. Itulah peruntungan hidup Prof. Ana Nadhya Abrar, M.E.S., Ph.D. yang dikukuhkan sebagai guru besar Jurnalisme di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 10 Maret 2022. Di samping mengajar jurnalisme, dia juga rajin menulis. Selain ratusan artikel dan kolom untuk media massa, dia juga telah menulis dan menyunting puluhan buku. Penulisan biografi adalah spesialisasinya sebagaimana tergambar dari pidato pengukuhannya sebagai guru besar dengan judul “Menarik Garis Batas Jurnalisme dalam Penulisan Biografi”. -Hasril Caniago

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *