Medsos

Seorang mahasiswa bertanya tentang apa yang harus dilakukan agar generasi milenial (gemi) bisa memperoleh pendidikan kewarganegaraan melalui media sosial (medsos)? Ini menyiratkan: gemi tidak bisa lepas dari medsos dan masih membutuhkan pendidikan kewarganegaraan. Untuk apa? Untuk membentuk warga negara yang cerdas, demokratis dan berakhlak mulia demi mencapai cita-cita demokrasi. Kalau tujuan ini tercapai, mereka berkarakter positif dan bisa bertanggung jawab terhadap negara. Pertanyaan ini membuat kita lega. Gemi tidak mau dibohongi oleh medsos. Sikap ini bukan mustahil muncul dari pengalaman Filipina. Di sana, geminya dibohongi oleh medsos yang melakukan propaganda untuk memenangkan Ferdinand Marcos Jr (Bongbong). Medsos digunakan untuk mengubah citra keluarga besar Bongbong. Tidak jarang medsos memanipulasi sejarah keluarga besar Bongbong. Namun, kelegaan itu berujung kekhawatiran. Kita khawatir tidak ada pihak yang bersedia menciptakan berbagai kursus pendek yang menarik tentang pendidikan kewarganegaraan di youtube, misalnya. Maka marilah kita berdoa: Ya Allah, jangan Kau biarkan kami mengurus urusan kami sendiri tanpa pertolongan-Mu walaupun hanya sesaat.

(08/09/2022).

Author: Ana Nadhya Abrar

Gagal menjadi jurnalis profesional, tapi berhasil meraih jabatan profesor jurnalisme. Itulah peruntungan hidup Prof. Ana Nadhya Abrar, M.E.S., Ph.D. yang dikukuhkan sebagai guru besar Jurnalisme di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 10 Maret 2022. Di samping mengajar jurnalisme, dia juga rajin menulis. Selain ratusan artikel dan kolom untuk media massa, dia juga telah menulis dan menyunting puluhan buku. Penulisan biografi adalah spesialisasinya sebagaimana tergambar dari pidato pengukuhannya sebagai guru besar dengan judul “Menarik Garis Batas Jurnalisme dalam Penulisan Biografi”. -Hasril Caniago

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *