Kolektor

Ketika mengetahui ada seseorang yang mengoleksi barang berharga seperti mobil Mercedes-Benz, rasa ingin tahu kita berkembang. Tanpa sadar muncul pertanyaan: mengapa dia mengoleksinya? Berbagai jawaban bisa diberikan, yakni ingin: (i) memperoleh kepuasan emosional, (ii) tetap terhubung dengan masa kecil, (iii) memperoleh pembelajaran, (iv) mendokumentasikan sejarah, (v) mendatangkan kepuasan sosial, (vi) melakukan investasi, (vii) berinteraksi dengan sesama kolektor, (viii) mendapatkan sensasi. Semua jawaban ini sah. Namun, semua keinginan itu belum bermanfaat buat banyak orang. Padahal Rasulullah pernah bersabda: sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat (menebar kebaikan) kepada seluruh manusia (HR. Muslim). Maka akan lebih bermanfaat, bila koleksi buku sebuah perpustakaan pribadi yang tidak digunakan lagi (karena pemiliknya meninggal) dihibahkan ke perpustakaan sekolah. Akan lebih bermanfaat pula bila tempat koleksi mobil Mercedes-Benz (setelah pemiliknya meninggal) dijadikan lokasi tur anak-anak sekolah.

(23/08/2022)   

Author: Ana Nadhya Abrar

Gagal menjadi jurnalis profesional, tapi berhasil meraih jabatan profesor jurnalisme. Itulah peruntungan hidup Prof. Ana Nadhya Abrar, M.E.S., Ph.D. yang dikukuhkan sebagai guru besar Jurnalisme di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 10 Maret 2022. Di samping mengajar jurnalisme, dia juga rajin menulis. Selain ratusan artikel dan kolom untuk media massa, dia juga telah menulis dan menyunting puluhan buku. Penulisan biografi adalah spesialisasinya sebagaimana tergambar dari pidato pengukuhannya sebagai guru besar dengan judul “Menarik Garis Batas Jurnalisme dalam Penulisan Biografi”. -Hasril Caniago

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *